BANDAR LAMPUNG--Singkong mempunyai banyak manfaat. Selain dikonsumsi, singkong juga dapat diolah menjadi etanol dan bahan bakar nabati (biodiesel).
Tak hanya itu. Berkat kejelian Innocencio Kresna Pratama, siswa kelas VI SD Tunas Mekar Indonesia (TMI) Lampung, salah satu produk andalan Provinsi Lampung ini juga dapat dijadikan sebagai pengganti baterai kalkulator dan jam digital.
Berkat hasil temuannya tersebut, Inno (demikian ia biasa disapa) yang mewakili Kota Bandar Lampung meraih juara pertama untuk kategori membuat teknologi sederhana dalam Kompetensi dan Kreativitas Siswa SD dan Madrasah Ibtidaiah (MI) se-Provinsi Lampung pada tanggal 6--7 November lalu. Lewat karyanya bertajuk Baterai Singkong, Upaya Menemukan Energi Alternatif, Inno akan mewakili Provinsi Lampung di ajang yang sama tingkat nasional pada tanggal 27 November mendatang.
Inno menuturkan untuk membuat baterai singkong sangat mudah dan murah. Hanya bermodalkan satu batang singkong kecil. Singkong lalu dipotong menjadi empat.
Setelah itu pelat tembaga dan seng ditancapkan pada potongan singkong tersebut. Kemudian disambungkan dengan kabel kecil ke kalkulator dan jam digital. Lalu keduanya menyala serta berfungsi secara akurat. "Singkong dapat menghasilkan listrik karena mengandung cairan elektrolit yang dapat menghasilkan listrik. Untuk itu teknologi sederhana ini kami beri nama Baterai Singkong karena cara membuatnya sangat sederhana," ujar putra pasangan drg. Edy Suwanto dan drg. Lucia Dwi Handayani ini, Jumat (9-11).
Anak laki-laki kelahiran Blitar, tanggal 8 Maret 1996 mengaku suka melakukan penelitian karena rajin membaca. Apalagi sejak di bangku kelas satu, ia sudah diajari melakukan penelitian ringan dari sekolah. Mulai cara menanam, mengamati pertumbuhan tanaman, dan sebagainya. "Berangkat dari situlah aku senang melakukan penelitian kecil-kecilan," ujar Inno.
Ia makin tertarik saat membaca di internet dan berbagai buku bahwa jeruk dan apel dapat menghasilkan listrik. "Mulai dari situlah aku tertarik melanjutkan penemuan tersebut. Aku menduga buah lain, bahkan umbi-umbian juga dapat menghasilkan listrik," ujar dia.
Kemudian, Inno mengadakan serangkaian percobaan di sekolah. Awalnya ia menguji buah mangga. Terbukti buah mangga dapat menghasilkan listrik. Kemudian ia beralih ke umbi-umbian. Ia menguji singkong, bengkuang, ubi, dan kentang.
Dari percobaan tersebut ia menemukan bahwa kentang dan singkong mengandung energi listrik yang cukup besar. Akan tetapi, Inno yang pernah mewakili sekolah untuk Olimpiade Sains tingkat provinsi tahun 2005 ini hanya menetapkan singkong sebagai penemuannya karena mudah diperoleh dan dibudidayakan. Selain itu harganya murah, bahan baku yang ramah lingkungan, bisa dikonsumsi, serta jadi produk andalan Lampung.
"Hasilnya baterai singkong dapat bertahan berhari-hari tanpa henti layaknya baterai sungguhan. Dan bisa dipakai berkali-kali dengan hanya menancapkan pelat tembaga di bagian sisi lain yang belum digunakan," ujar peneliti cilik yang pernah meraih juara I lomba teknologi sederhana tingkat Kota Bandar Lampung 2007 ini.
Inno juga berencana melakukan penelitian lanjutan untuk membuat singkong menjadi batu baterai kering. Ia mengaku keberhasill ini berkat dukungan berbagai pihak. Khususnya pihak sekolah yang terus membimbing Inno dan dukungan orang tua hingga menjadi jawara.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala SD TMI PC Prasetya, Pak Budi, guru sains, Miss Mamik dan Mr. Ipal, guru kelas VI yang telah membimbing dan mendorong hingga meraih prestasi ini. Ia juga menargetkan dalam lomba tingkat nasional nanti dapat menjadi jawara sehingga dapat mempersembahkan yang terbaik bagi SD TMI dan Provinsi Lampung. "Doakan ya," ujar Innosumber: http://rosadtea.blogspot.com/2009/11/baterai-singkong-bawa-siswa-sd-tmi-jadi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar